Does Stoicism Make You an Emotionless Person?

diahml
2 min readApr 29, 2023

--

I wont say myself as a stoic, just wanna share some thoughts on it

Mungkin tweet di atas pernah lewat di timeline kalian beberapa bulan lalu, karena cukup rame juga. Disclaimer : aku gatau terlalu banyak tentang stoicism dan aku juga bukan stoic, cuma pernah belajar dikit aja, jadi feel free to correct me if i’m wrong yaa.

Sebelum lanjut ke pembahasan yang ada di judul sama di tweet itu, kita bakal cari tau dulu apa sih itu stoicism (stoikisme aneh menurutku, jadi aku bakal pakai versi bahasa inggrisnya aja).

Stoicism ini adalah salah satu jenis filsafat kuno yang bertujuan untuk membuat hidup kita sedikit lebih baik. Gimana caranya stoicism ini membuat hidup kita lebih baik? Jadi, prinsip utama di stoicism ini adalah dengan memisahkan hal-hal di dunia ini jadi dua kelompok, yaitu sesuatu yang bisa kita kontrol dan sesuatu yang tidak bisa kita kontrol. Setelah dipisahin terus gimana? Nah, setelah kita tahu nih mana aja hal-hal yang bisa kita kontrol dan hal-hal yang tidak bisa kita kontrol, kita jadi tahu kita harus fokusin energi dan perhatian kita kemana.

Emosi kita, perasaan kita, pikiran kita, perilaku kita, bisa dibilang hampir semua hal yang ada dan berasal dari diri kita sendiri itu sepenuhnya bisa kita kontrol. Sementara hal-hal dan kejadian yang tidak berasal dari diri kita hampir semuanya tidak bisa kita kontrol.

Contohnya, kamu bangun kesiangan karena tidur kemaleman. Padahal, ada kuliah pagi. Udah buru-buru berangkat kuliah, pas di jalan, ada orang bawa motor yang lewatin genangan air terus nyipratin kamu.

Kita coba breakdown dari kejadian ini. Bangun kesiangan karena tidur kemaleman ini salah kita. Kita sebenernya bisa coba buat tidur lebih awal karena tau ada kelas pagi, tapi kita pilih buat tidur malem. Tapi, kecipratan genangan air sama orang itu di luar kendali kita. Tapi, bagaimana respon kita terhadap kejadian tersebut itu sepenuhnya bisa kita kontrol. Apakah kita mau marah terus jadi bad mood sepanjang hari, atau “ya terima aja, mau gimana lagi kan” terus jalanin hari itu kaya biasanya.

Nah, karena para stoic ini percaya bahwa emosi, pikiran, dan perasaan mereka itu sepenuhnya ada di tangan mereka apapun keadaan yang terjadi sama mereka, kadang-kadang, mereka jadi terlalu menghindari emosi negatif dan terkesan cuek juga ga peduli ke hal-hal yang terjadi di sekitar mereka (karena itu di luar kendali mereka). Padahal, punya emosi negatif kaya takut, sedih, kecewa itu wajar banget dan ngga ada yang salah dengan itu asalkan ngga berlebihan.

Jadi intinya, sejauh yang aku tahu, stoicism ini ngga ngajarin hal-hal yang jelek sih, cuma mungkin interpretasi orang ke stoicism ini yang berbeda-beda. Interpretasiku ke stoicism ini juga mungkin ada yang keliru. Kesimpulannya sih, semua hal itu pasti ada jelek baiknya ya, kita ambil yang baik dan buang yang jelek aja. Have a nice day guys!

--

--